GARUT,KABARGARUT
DISINYALIR, perbankan yang ada di Kabupaten Garut-Jawa Barat, tak peduli atau kurang menyentuh para pelaku usaha sektor real. Salah satunya, Pedagang pasar Tradisional setempat.
Hal tersebut dibenarkan Yudi Setia Kurniawan, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (Sekjen APPSI) Kabupaten Garut. “ Kami pedagang pasar tradisional yang ada di 13 Pasar yang tersebar di kota dodol, menyangkan keberpihakan perbankan kurang Pro Aktif terhadap segi penguatan modal pasar tradisional,” tandasnya.
Pasar Tradisional merupakan bentuk nyata dari “ Ekonomi Kerakyatan. ” Yudi menilai lembaga perbankan yang ada di Garut, tak merespon /mendukung program yang digembar gemborkan Pemerintah Pusat. Kredit Usaha Rakyat misalnya, mereka sulit untuk mendapatkan. Betapa tidak, proses yang mesti ditempu para pedagang begitu rumit , ngejlimet dan mesti menggunakan anggunan (jaminan).
Jika dibandingkan, proses pinjaman ke rentenir prosesnya begitu mudah. Secara sistematis Perbankan kalah. Artinya, para pelaku rentenir menyajikan/menawarkan sistem yang cepat dan mudah.kendati nilai bunganya begitu mencekik para pedagang, sehingga tak terdengar kata rugi. Mereka tumbuh subur di pasar-pasar Tradisional ditengah persaingan perbankan saat ini.
Kenapa mommen ini tak dijadikan peluang oleh pihak perbankan untuk memperluas jaringan atau nasabah? Kami kaum ekonomi menengah kebawah, bukan pelaku BLBI, jika kabur keluar negeri. Parahnya lagi, kami tak mendapatkan kepercayaan dari pihak perbankan, ujar Yudi, Sekjen APPSI.
APPSI mengharapkan kedewasaan para pedagang secara individu untuk sadar akan kewajiban mereka dalam proses pengembalian atau beban yang mereka tanggung. Selain itu, dia pun menegaskan pihak perbankan harus bisa menjadi mitra para pedagang pasar tradisional. Khususnya, pedagang Malangbong dan Cibatu yang kini tengah mengadapai proyeksi pembangunan.
Yudi meminta keterlibatan pihak perbankan Nasional yang ada di Kabupaten Garut, seperti BRI, BNI , MANDIRI atau bank BUMD (BJB) serta bank lokal BPR, dalam proses pembangunan pasar. Itu merupakan bentuk revitalisasi pasar guna meningkatkan daya saing pasar tradisional kedepan ditengah era globalisasi dan pasar bebas. (BAMBANG FOURISTIAN)