Search site


Contact

Kabargarut
Riani indah, jl raya Cibatu Garut, Cibatu Garut 44185

Telp.
0262 482 00 52
085 221 852 852

E-mail: kabar_garut@yahoo.com

Dinkes Imbau Balita Diimunisasi Lengkap

15/10/2011 15:03

GARUT, KABARGARUT,-

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Alma Luchyati

 

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mengimbau semua balita untuk diimunisasi secara lengkap, berkala, dan teratur. Untuk mengantisipasi mewabahnya difteri seperti yang terjadi di Jawa Timur. “Difteri mudah menyebar, apalagi di Jabar yang penduduknya sudah berlebih. Kalau dalam satu wilayah ada satu saja yang tidak diimunisasi maka kekebalan massal tidak akan terjadi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Alma Luchyati saat dihubungi kemarin melalui Hp-Nya. Untuk itu, kesadaran masyarakat melakukan imunisasi pada balita sangat penting terutama untuk mencegah penyakit difteri. Apalagi, anak-anak sangat rentan maka perlu upaya pencegahan dini. Sebetulnya, kata Alma, imunisasi massal telah dilakukan secara rutin, baik yang dilaksanakan di posyandu, puskesmas ataupun dokter. Menurut dia, Jatim terjadi kejadian luar biasa (KLB) difteri karena status imunisasinya masih rendah. 

“Status imunisasi Jabar sudah lumayan, kenapa tidak dibilang baik karena masih ada beberapa wilayah yang kesadaran imunisasinya rendah. Yang bagus itu kalau seluruh balita yang ada di sebuah wilayah sudah mendapatkan imunisasi lengkap,” ujarnya. Imunisasi dilakukan mulai dari usia tujuh hari dengan memberikan imunisasi hepatitis.

Setelah itu, usia satu bulan lakukan imunisasi DPT untuk mencegah difteri dan seterusnya diulangi lagi hingga usia SD. “Tapi di Jabar masih ada kasus difteri, harusnya sih tidak boleh terjadi,” tuturnya. Berdasarkan data Penyehatan Lingkungan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Jabar dalam situs diskes1.jabarprov.go.id, hingga Juni 2011 ada sebanyak 16 kasus difteri yang terjadi di Jabar.

Sebaran kasusnya terjadi di Kabupaten Bandung, Karawang, dan Kota Bandung masing-masing dua kasus dan ditemukan enam kasus di Kabupaten Cianjur. Selain itu, kasus difteri juga ditemukan di Majalengka, Purwakarta, Kota Bekasi, dan Kota Tasikmalaya masing-masing terjadi satu kasus.

Kendati masih ditemukan kasus difteri, namun penemuan kasus difteri di Jabar terus mengalami penurunan. Tercatat sejak 2009 ditemukan 28 kasus difteri, jumlahnya menurun satu kasus pada 2010 menjadi 27 kasus dan turun signifikan pada 2011 menjadi 16 kasus. Penyakit difteri yang menyerang tenggorokan ini berasal dari bakteri Corynebacterium dhipteria ditularkan melalui udara dan pernapasan manusia.

Selain anak-anak, orang dewasa juga bisa terkena penyakit ini meski tidak secara langsung. “Untuk itulah kenapa imunisasi dilakukan secara berulang-ulang supaya terbangun sistem kekebalan tubuh dalam diri seseorang,” katanya. (FIQ/Sindo Jabar)