Search site


Contact

Kabargarut
Riani indah, jl raya Cibatu Garut, Cibatu Garut 44185

Telp.
0262 482 00 52
085 221 852 852

E-mail: kabar_garut@yahoo.com

Candi Cangkuang Dibangun Abad Ke-8 M

15/10/2011 10:19

GARUT, KABARGARUT,-

Kabupaten Garut, Provinsi Jawa  Barat, tidak hanya dikenal  Domba dan Jeruk-nya saja. Kota Intan yang beken dengan Dodolnya itu memiliki beberapa sejarah kepurbakalaan. Diantaranya, Candi Cangkuang, di Kampung Ciakar, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles. Lokasinya terletak di puncak Bukit Pulau Panjang yang dikelilingi Situ Cangkuang. Disana terdapat pula sebuah makam Arif Muhamad serta sebuah pemukiman komunitas adat Pulo.

Konon, Candi Cangkuang ditemukan 9 Desember 1966 oleh Drs. Uka Tjadrasasmita, ahli purbakala. Namanya diambil dari Desa Cangkuang, tetapi ada juga yang menyebutkan berasal dari nama sebuah tumbuhan/pohon Cangkuang yang banyak tumbuh di sekitar lokasi Candi, berdasarkan buku Notulen Bataviach Genoot Schap buah karya Vorderman kebangsaan Belanda pada tahun 1893.

Isi buku tersebut menjelaskan, di Desa Cangkuang terdapat makam kuno Arif Muhamad dan sebuah Arca Siwa. Tahun 1967-1968, mulai melakukan penggalian dan ditemukan pondasi kaki Candi serta bongkahan-bongkahan batu. Oleh warga disana digunakan Nisan makam. Selanjutnya tahun 1974-1976, dilakukan rekonstruksi bangunan candi melalui proyek Pembinaan Kepurbakalaan dan Peninggalan Nasional Depdikbud.

Tanggal 8 Desember 1976, Candi selesai dipugar dan diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Syarif Tayeb. Candi tersebut berukuran sepanjang 4,5 meter, lebar, 4,5 meter dan tingginya 8,5 meter. Pintu masuk ke bilik utama berada di sisi Timur.

Posisi Arca Siwa duduk dipunggung Lembu (Nandi), kaki kiri dilipat ke muka perut setinggi 40 cm. Temuan Arca tersebut merupakan dewa agama Hindu yang tentunya tempat pemujaan umat agama Hindu.

Beberapa ahli menduga, Candi Cangkuang dibangun pada abad ke-8 Masehi, sebagai mata rantai yang hilang dari penemuan  Candi Jiwa di Karawang abad ke-4 M, Candi Wonosobo dan Candi Ambarawa  pada abad ke-7 dan 8 M. (BAMBANG FOURISTIAN/Diambil dari berbagai sumber)