Search site


Contact

Kabargarut
Riani indah, jl raya Cibatu Garut, Cibatu Garut 44185

Telp.
0262 482 00 52
085 221 852 852

E-mail: kabar_garut@yahoo.com

Modus Penipuan dan Pencurian Pulsa Merebak

23/10/2011 19:22

GARUT, KABARGARUT.-

TIBA-tiba, pesan singkat lewat SMS (short message service) bertuliskan berbagai kata-kata menggoda, mengiming-iming mendapat hadiah puluhan juta rupiah atau satu unit mobil mewah seharga ratusan juta rupiah, muncul dilayar telepon genggam atau hand phone (HP) milik banyak orang di mana pun berada. Bahkan, ada juga yang berani bicara langsung menelpon lewat HP atau telepon rumah. Tidak mau tahu, siapapun pemiliknya. Aparat, pejabat, birokrat maupun beragam kalangan. Malah tak luput juga wartawan, dibabat habis tak kepalang tanggung…

Tentu saja, siapa orangnya tak tergiur dengan rayuan maut seperti itu. Bagi orang yang kurang berpengalaman atau malu bertanya, pasti sesat di jalan. Tak sedikit juga jadi korban. Ragam cara atau triknya, dilakukannya tanpa ragu untuk meraup sejumlah uang. Dipandunya lewat rekening Bank. Dengan alasan buat bayar pajaknya dulu atau untuk Buku Balik Nama (BBM) kendaran yang dijanjikannya. Dengan seketika, transfer sejumlah  uang yang dimintanya dari rekening milik korban sudah berpindah tangan.

Hal seperti itu bukan rahasia umum lagi dan sering terjadi. Untuk itulah, siapapun orangnya, agar waspada dan berhati-hati, jangan sampai terjadi. Keduakilinya.Uang melayang, kendaraan pun menghilang. Tampaknya untuk melacak modus tersebut bukan hal gampang atau tak semudah membalikan telapak tangan. Serahkan saja ke ahlinya dibidang itu.

 Tolong kirimi pulsa Rp 100 ribu. Nanti setelah di rumah uangnya mamah ganti.”

Muncul lagi belum lama ini, sms tak diundang dengan kata-kata akrab dan familiar. Menimpa salah-seorang bernama Restu (25), Mahasiswi UNIGA (Universitas Garut). Meski nomor yang digunakan pengirim tidak dikenal, pulsa senilai Rp 100.000, raib terkirim begitu mudah. Saat itu aku Restu, khawatir terjadi hal buruk.

Kebetulan Mamah dapat giliran merawat nenek yang lagi sakit. Pas terima sms itu, aku langsung beli pulsa. Soalnya, takut ada apa-apa. Terlebih rumah nenek itu berada jauh dipelosok pedesaan,” tutur Restu, seraya menambahkan, eh pas pulang, mamah bilang tidak pernah minta dikirim pulsa. ”Ketika nomor pengirim itu dihubungi, tidak aktif lagi. Akhirnya aku sadar, telah terkena tipu rayuan palsu, “ ujarnya kesal.

Apa yang dialami,Restu, merupakan sekelumit cerita pahit. Penipuan melalui jejaring SMS yang memang rumit. Belakangan, modus penipuan terhadap pengguna nomor telepon seluler semakin marak sulit membelit. Akhirnya tak berkutik. Bahkan, tak sekedar meminta dikirimi pulsa doang, tapi berbentuk promosi dengan iming-iming menggiurkan pelanggan.

Langkah praktis agar tidak tertipu hal itu kata Ruby Alamsyah, salah seorang pakar forensic digital, Kamis silam, adalah tidak menghiraukan segala bentuk promosi yang datang dari nomor tidak dikenal. “ Walaupun datang dari SMS, bahkan Premium sekalipun. Jika perlu, pengguna HP segera melapor ke operator atau kepolisian bila merasa dirugikan,” titahnya.

Masalahnya sambung Ruby,  jarang ada pengguna nomor seluler yang mau melaporkan kerugian pulsanya. Kemungkinan besar, karena nilainya tergolong kecil. Padahal, jika dihitung jumlah pengguna nomor HP, kerugian penipuan itu dapat mencapai lebih dari Rp 100 Miliar / bulan. Biasanya kata Ruby lagi , modus yang digunakan  pelaku berupa kiriman  instruksi palsu dengan kode  *xxx*yyy# terhadap  pengguna nomor telepon seluler.

“ Sesungguhnya, secara sepintas mah memang sulit dibedakan. Instruksi tersebut adalah cara untuk mendaftarkan pengguna nomor telepon seluler menjadi pelanggan pesan pendek (SMS) Premium dengan tarif tertentu. Modus yang berkembang sejauh ini, pelaku memberi iming-iming promosi atau hadiah. Untuk mendapatkannya, pelanggan dipersilakan menekan *xxx*yyy#, “ beber Ruby.

Lebih jauh Ruby pun menjelaskan. Dari pendaftaran handphone ke SMS Premium, pulsa pengguna nomor seluler itu tersedot dan pelaku mendapatkan hasil sangat signifikan. Keuntungan itu berlangsung berhari-hari atau lebih, tergantung sampai korban sadar dan segera menonaktifkan layanan tersebut.

Sebagaimana dilansir salah satu media Nasional, penipuan melalui jejaring telepon seluler menjadi pembahasan intens Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Seiring dengan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, dipanggil oleh lembaga terhormat tersebut untuk memberi penjelasan. Sekaligus membahas langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah untuk membasmi aksi perampokan dan penyedotan pulsa dimaksud.

Kepada sejumlah Wartawan, Wakil Ketua Komisi I DPR, Priyo Budi Santoso memaparkan, pihaknya telah meminta penjelasan Menkominfo terkait geger sedot pulsa juga mendesak Pemerintah agar segera bertindak cepat dan tegas. Sehingga, masyarakat tidak dibuat rugi terus. Selain itu kata Priyo, pihaknyapun akan memanggil para operator telekomunikasi dan konten.

“ Kasihan rakyat, karena ulah peraup keuntungan dalam kasus ini, jika tidak terlindungi. Apalagi bagi mereka yang termasuk pelanggan prabayar. Kita kaget, ternyata pencurian pulsa ini telah berlangsung lama dan sangat sistematis sekali. Pencurian pulsa ini termasuk tindakan kriminal dan harus dituntut dan bisa dikatagorikan pencurian dan penipuan,” ujarnya.

(Siti Nur Fathonah/Bambang Fouristian)