Hidup di dunia ini memang sungguh meng-asyikan. Apalagi mereka yang menduduki sebuah jabatan penting  dalam suatu Pemerintahan. Berbagai macam cara dilakukan untuk meraih semua kekuasaan atau ambisi. Saling sikut diantara sesamanya. Tidak ada lawan, kawan-pun mereka libas. Sungguh merupakan fenomena yang sangat menjijikan.

Untuk membentengi semua kelemahan dan kesalahan yang telah diperbuat, para penguasa berlindung disebuah organisasi, partai politik bahkan membiayai sebuah media cetak. Dengan harapan, semua kejahatan yang telah diperbuatnya bisa ter-back up. Padahal tidak demikian, para kuli tinta tak semuanya bisa dibungkam.

Kejadian itu memang terjadi, di sebuah kerajaan yang letaknya tak bisa dijangkau atau keberadaan sangat jauh, seorang pejabat tinggi yang memiliki peranan penting dalam suatu pemerintahan, di-isukan tersandung beberaapa kasus. Diantaranya, permasalahan pribadi dan menyelahgunakan uang rakyatnya.

Oleh salah seorang rakyatnya, sang penguasa itu diusik melalui sebuah media massa, terkait semua kesalahan yang telah diperbuatnya. Kegelisahan pun nampak jelas. Dia langsung merapatkan barisan dengan seluruh kroni-kroninya guna merumuskan tata-cara menghadang serangan dari warganya yang mengetahui semua kebokbrokan/kebejatan dirinya.

Hasil rumusan disepakati mendirikan sebuah media cetak. Dia menginstruksikan bawahannya harus berlangganan sampai ke akar-akarnya. Dalam artian, mereka diwajibkan untuk membeli media cetak tersebut. Kendati didalam hati mereka berat, dengn sangat berat hati diterimanya. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan tumpukan/bendelan Koran di Pemerintahan tingkat bawah.

Akankah semua kejahatan yang telah diperbuat sang penguasa itu bakal terlindungi oleh sebuah media massa? Hanya waktu lah yang bakal menjawab semuanya.