Search site


Contact

Kabargarut
Riani indah, jl raya Cibatu Garut, Cibatu Garut 44185

Telp.
0262 482 00 52
085 221 852 852

E-mail: kabar_garut@yahoo.com

Petani Kentang Desak Pemerintah Proteksi Kentang Lokal

16/10/2011 15:35

GARUT, KABARGARUT,-

Petani kentang di Jawa Barat meminta pemerintah untuk mengendalikan peredaran kentang impor di pasaran karena dikhawatirkan dapat menekan penyerapan produksi kentang lokal dan ancaman kerugian bagi petani.

 

Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah sentra penghasil kentang terbesar setelah Kecamatan Pangalengan Kab.Bandung di Jawa Barat.

 

Uus Kusnawan Sutarsa, Ketua Asosiasi Petani Kentang Kab.Garut mengatakan produksi kentang dalam negeri, termasuk dari Garut, sebetulnya sangat mencukupi kebutuhan masyarakat Jawa Barat. Bahkan, lanjutnya, Jawa Barat termasuk penyuplai kentang untuk Pulau Jawa.

 

“Produksi lokal itu sebetulnya cukup. Sentra-sentra di dataran tinggi, seperti Garut, Pangalengan, Jateng, dan Jatim sudah memenuhi suplai untuk Pulau Jawa. Bahkan kami juga menyuplai untuk Pontianak dan Batam,” katanya kepada bisnis hari ini.
Dia mencontohkan kebutuhan masyarakat di Kab.Garut saja hanya sekitar 20 ton per hari. Petani kentang Garut dapat menghasilkan 60.000 ton dalam satu kali panen.

 

“Ditambah dengan suplai dari sentra penghasil kentang lainnya sudah cukuplah untuk kebutuhan dalam negeri,” kata dia.

 

Uus mengatakan harga jual kentang lokal sangat sulit bersaing dengan kentang impor. Saat ini harga kentang lokal berkisar Rp4.500-Rp5.000 per kg. Sementara harga kentang impor dari China bisa berada di harga Rp3.500 per kg.

 

“Idealnya malah harga kentang lokal itu di atas Rp5.000 per kg karena biaya produksi yang dikeluarkan petani kentang itu cukup besar,” lanjutnya.

 

Dia mengemukakan biaya produksi per hektare lahan  mencapai Rp80 kita yang menghasilkan produksi sekitar 15 – 20 ton kentang per ha.(FIQ)