Search site


Contact

Kabargarut
Riani indah, jl raya Cibatu Garut, Cibatu Garut 44185

Telp.
0262 482 00 52
085 221 852 852

E-mail: kabar_garut@yahoo.com

Hari Pahlawan Diwarnai Aksi Masa Tuntut Bupati dan Sekda Turun dari Jabatan

12/11/2011 14:12

Para pendemo saat akan melakukan pembakaran ban bekas (Photo. Siti Nur Fathonah)

GARUT, KABARGARUT

Dua aliansi elemen masyarakat Gerakan Garut Rempug (GEGAR) dan Gerakan Garut Gugat (G3) yang dimotori unsur  mahasiswa,  bergabung menyambut Hari Pahlawan (10/11) kamis lalu. Setelah megheningkan cipta, menghormati para pahlawan yang telah gugur di medan laga, kedua aliansi masa itu melanjutkan aksi turun kejalan sambil meneriakan yel yel, menyuarakan kebenaran.

Arak-arakan masa yang dipimpin oleh masing-masing elemen, memadati badan jalan raya Cimanuk. Selanjutnya menuju Rumah Dinas Sekda Garut. Dilanjutkan menuju kantor Bupati. Namun saat itu Bupati, Aceng HM Fikri, S.Ag, tidak ada ditempat. “Kami akan menunggu sebelum bisa bertemu dengan pak Bupati, mesti harus bermalam disini,” tegasnya.

Dalam orasinya para demonstran menuntut agar Bupati Garut dan Sekda H. Iman Ali Rachman turun dari jabatannya. Sebab dinilai telah melakukan mega korupsi APBD Garut secara sporadis, sehingga menyengsarakan masyarakat.

Para demontrans menegaskan, dituntut mundur bupati Garut H. Aceng AM Fikri, karena tidak membawa perubahan bagi jajaran birokrasi Garut. Malah kondisi yang terjadi saat ini, semakin amburadul.  Keadaan jadi terbalik, bupati serasa dikuasai oleh mafia birokrasi yang dikendalikan oleh Sekda Iman Ali Rachman. “Maka tidak salah kalau Bupati Garut Aceng Fikri tidak becus memerintah, oleh karena itu kami desak agar turun dari jabatannya,” tegas para pengunjuk rasa.

Menurut perwakilan elemen Pontren Cipari Jam-jam Nurjaman Syah didampingi perwakilan elemen GEGAR Ade Gagala menegaskan, korupsi sistematis yang dimotori sekda Garut tersebut, telah menciptakan mega korupsi di Kab Garut, sebut saja dana RKL untuk Situ Bagendit, DBH Cinrron, akte jual beli bodong tanah sukaregang, percaloan rekrutmen CPNS dan rotasi mutasi pegawai pemda serta makan minum sekda 2010 dan banyak lagi yang lainnya.

Kasus-kasus mega korupsi yang telah terjadi, otomatis berdampak pada lemahnya pimpinan Aceng Fikri. Imbasnya, reformasi birokrasi jadi mandeg, sehingga merendahnya motivasi dan disiplin kerja para pegawai Pemerintahan, terutama dalam pelayanan terhadap masyarakat. Bukan hanya itu, tegas para pengunjuk rasa, komersialisai jabatan yang dilakukan oleh mafia birokrasi, telah mengakibatkan rendahnya profesionalisme kerja PNS.

“Itukerap kali dilakukan dalam setiap rotasi/rolling pejabat teras,” katanya, seraya menambahkan, karenanya aliansi G3 dan GEGAR, menuntut Gubernur Jawa Barat bertindak tegas memberhentikan dari jabatannya.

Aksi Corat Coret

Aksi aliansi masih merasa tidak puas, terus merangsek masuk ke kantor Bupati Kendati penjagaan ketat dari Dalmas dan Satpol PP. Disana mereka melakukan aksi corat-coret di dinding kantor Bupati. Kesabaran polisi-pun ada batasnya, oknum penegak hukum itu memukuli pendemo yang hendak menurunkan bendera merah putih.

Karuan saja teman-teman pendemo tidak terima dan aksi dorong mendorong tak dapat dielakan.  Sedangkan dua orang korban pemukulan polisi tersebut dilarikan ke Polres Garut.  Namun teman-temannya sekarang tengah melakukan negosiasi dengan polisi. “Jika teman kami tidak dibebaskan, kami bersumpah akan melakukan demo lagi dengan kekuatan yang lebih besar,” teriak korlap dari elemen pontren Cipari Jam-jam Nurjaman Syah. (SITI NUR FATHONAH/Kabar Garut).-***